Buang Sampah di Matsuyama

"Kebersihan adalah sebagian dari iman"
tempat sampah di kosanku

Apakah kalian pernah melihat mobil mewah yang tiba-tiba menurunkan kaca jendelanya dan membuang sampah seenaknya di jalanan? Atau melihat orang merokok sambil melaju kencang di atas motornya? Aku pernah! Pernah merasakan muka kecipratan air dari sekresek sampah yang tiba-tiba melayang dari sedan mewah di perempatan Gondomanan. Pernah juga merasakan mata kelilipan abu rokok yang terbang bebas di depan Balaikota Jogja. Begitulah nasib jadi anak motor di Indonesia, hahaha.

Setahun ke depan aku tidak lagi menjadi anak motor, melainkan jadi anak sepeda. Bukan lagi di Jogja melainkan di Matsuyama, Prefektur Ehime, Jepang. Aku baru menghabiskan waktu satu minggu di sini tapi aku sudah dibuat terkesima dengan bersihnya lingkungan di kota ini. Satu hal yang kemudian menarik perhatianku adalah adanya aturan buang sampah yang sangat rumit namun tetap diikuti oleh penduduknya (iyalah diikuti, wong kalo dilanggar sanksinya penjara 5 tahun atau denda 10 juta yen a.k.a 12 milyar rupiah e... ha piye? wkwkwk).

Pengelolaan Sampah di Matsuyama

Sampah di Matsuyama dikelola oleh pemerintah kotanya melalui seisouka (garbage disposal division). Perbedaan yang paling mencolok jika dibandingkan dengan pengelolaan sampah di Indonesia adalah, seisouka ini mengelola sampah sampai ke tingkatan rumah tangga. Seisouka mengatur pembagian jenis sampah, membuat jadwal pembuangan sampah, kemudian mengambil sampah tersebut pada waktu dan tempat yang ditentukan. Pengambilan sampah dilakukan pada pagi hari (biasanya jam 7 atau jam 8), sehingga sebelum waktu yang ditentukan, sampah sudah harus diletakkan di tempat yang ditentukan. Jika sampah diletakkan di bawah ataupun di samping tempat yang ditentukan, maka sampah tidak akan diambil oleh petugas, begitupun jika terlambat meletakkan sampah, petugas tidak akan mengambilnya (karena jadwal hari besoknya sudah berbeda jenis sampah).

jadwal buang sampah

Setiap rumah, (bahkan setiap kamar kosan bagi yang ngekos) mendapatkan selembar kalender yang berisi jadwal pengambilan sampah. Setiap hari memiliki warna dan bentuk yang berbeda, artinya setiap hari jenis sampah yang diambil berbeda (meskipun jika diperhatikan ada pola yang berulang setiap bulannya). Tugas memilah sampah diserahkan ke masing-masing rumah (atau kamar kos). Jika sampai sampah masih tercampur, meski yang tercampur sangat sedikit dan tidak signifikan petugas tetap tidak akan mengambilnya.

Pembagian Sampah di Matsuyama

Sebelum sampai di Matsuyama aku sudah sering mendengar cerita tentang rumitnya pembagian sampah di Jepang. Namun, saat tiba di Matsuyama, aku baru benar-benar percaya bahwa pembagian sampah di Jepang (khususnya Matsuyama, karena aku belum tau untuk daerah lain seperti apa) benar-benar sanggup membuat pening kepala! Aku sendiri butuh dua hari penuh untuk memahami buku petunjuk atau manual pembuangan sampah. Bahkan, hingga hari ini seringkali aku perlu diam mematung memastikan sampah apa yang sedang ada di tanganku dan bahkan mencocokkannya dengan yang ada di buku manual.

Sampah di Matsuyama dibagi menjadi 8 jenis sampah, yaitu burnable, plastik, botol pet, kertas, metal dan gelas, landfill, mercury, dan sampah ruah/bulky. Masing-masing jenis sampah memiliki aturan pembuangan sendiri yang meliputi frekuensi pengambilan sampah, cara pengumpulan sampah (apakah dengan kantong kresek putih, ataukah kresek bening, ataukah tali), dan lain-lain. Sebagai catatan, jumlah maksimal sampah yang dibuang di setiap rumah adalah tiga kantong berukuran maksimal 45 liter. Berikut merupakan 8 jenis sampah tersebut:


buku manual buang sampah

1. Burnable garbage (kanen-gomi)

Sampah jenis pertama ini merupakan sampah yang paling sering diambil. Frekuensi pengambilannya dua kali seminggu. Dalam kalender sampah, sampah ini ditandai dengan warna pink. Sampah ini diambil oleh petugas jam 7 pagi pada hari yang telah dijadwalkan. Sampah ini dikumpulkan dan dibuang dengan tas kresek warna putih. Yang termasuk jenis sampah burnable adalah ranting pohon, baju dan mainan rusak, isi bolpoin, cd, dvd, kaset, bungkus makanan yang kontak langsung dengan makanan, plastik-plastik yang bisa didaur-ulang menggunakan panas (hanger, penjepit baju, sedotan, sendok plastik, sikat gigi, ember, tupperware, spons cuci piring, mainan, dan selang), serta kertas-kertas yang bisa didaur-ulang menggunakan panas (kertas yang dilapisi vinyl, kertas yang bagian dalamnya tidak berwarna putih, kotak minuman yang ukurannya kurang dari 500ml, kertas karbon, kertas tahan air, tisu, tempat telur, serta kertas-kertas yang dilapisi emas atau perak.

2. PET bottle

Botol pet diambil dua kali dalam sebulan. Membuang botol pet tidak bisa serta merta begitu saja sesuka hati, melainkan harus dipisahkan tutup botol dan labelnya. Tutup botol dan label masuk ke dalam golongan sampah plastik, sementara botolnya masuk dalam jenis sampah pet. Sampah jenis ini dilambangkan dengan segitiga warna orange. Sebelum membuang sampah jenis ini, seluruh isi botol harus dikeluarkan dan botol harus dicuci bersih dan dikeringkan. Sampah jenis ini mudah dipisahkan karena setiap botol pet memiliki logo pet. Pengumpulan serta pembuangan sampah jenis ini menggunakan tas kresek warna bening.


botolnya PET tapi label dan tutupnya plastik: harus dipisah

3. Pastic container (Purasuchikku)

Sampah pastik diambil satu kali dalam seminggu, biasanya hari Sabtu. Pada kalender ditandai dengan warna kuning. Semua plastik (kecuali yang bisa didaur-ulang dengan cara dibakar) termasuk dalam jenis ini. Sama seperti pada botol PET, sampah jenis ini harus dicuci bersih dan dikeringkan sebelum dikumpulkan dan dibuang. Pengumpulan dan pembuangan sampah dilakukan menggunakan tas kresek berwarna berning. 

4. Paper (kami)

Sampah kertas diambil dua minggu sekali jam 8 pagi. Sampah jenis ini ditandai dengan warna hijau. Kertas, buku dan kardus dikumpulkan secara terpisah kemudian diikat sendiri-sendiri. Untuk kardus, wajib dibuka terlebih dahulu menjadi lembaran-lembaran. Untuk kardus minuman uht (di atas 500ml), kita harus mencuci bersih kardus tersebut serta mengeringkannya baru kemudian dibuang.

5. Metal and glass (Kanamono, Garasu)

Sampah kaleng dan gelas ditandai dengan warna biru Pengambilan sampah kaleng dan botol dilakukan sebanyak dua kali selama sebulan. Aturannya masih sama, dicuci bersih dan dikeringkan terlebih dahulu kemudian dikeringkan baru bisa dibuang. Dikumpulkan dan dibuang menggunakan plastik berwarna bening.

6. Landfill (Utemate)

Sampah jenis ini meliputi baterai non-merkuri, keramik dan batako. Sampah jenis ini ditandai dengan warna ungu. Pengumpulan sampah ini dilakukan sekali sebulan menggunakan tas kresek bening. Sampah akan diambil sebanyak sekali sebulan.

7. Mercury (Suigin-gomi)

Sampah jenis ini ditandai dengan warna biru muda, Pengambilan sampah dilakukan sebanyak sekali dalam kurun waktu tiga bulan. Sampah dikumpulkan dalam tas kresek warna bening. Yang termasuk jenis sampah ini adalah lampu-lampu dan baterai yang mengandung merkuri.

8. Bulky garbage (sodai-gomi)

Sampah yang ditandai dengan warna cokelat ini diambil sebanyak enam kali setahun. Namun, ada yang berbeda dari cara pengambilannya. Jika sampah-sampah jenis lain akan otomatis diambil ketika kita letakkan pada tempat yang ditentukan, maka pada sodai-gomi hal tersebut tidak berlaku. Sampah jenis ini harus didaftarkan terlebih dulu ke seisouka. Setelah kita mengisi formulir aplikasi pembuangan sampah, kita akan mendapatkan stiker sampah sodai-gomi. Kita tempelkan stiker tersebut pada sampah yang akan dibuang. Baru kemudian sampah diletakkan pada tempat yang ditentukan. Sampah jenis ini meliputi sampah-sampah besar seperti lemari, kursi, sepeda dan lain-lain.

aku tempel di atas tempat sampah biar bisa nyontek kalo bingung mau buang ke mana

Itu tadi sekilas review tentang dunia persampahan di Matsuyama yang sudah menarik perhatianku seminggu ini. Sampai ketemu di tulisan yang lain. Oiya, kalau ada request tulisan boleh ya pm aja :3 *minta di-pm soalnya jomblo gak ada yang nge-pm wkwkwkwk, enggak ding hahaha.


Matsuyama, 27 Maret 2017
Ardhika Ulfah

3 komentar:

  1. Ihhh...aku akan sering banget mampir ke blog Ulfah niih. Secara seneng banget sama budaya Jepang. Bisa "melihat" Jepang dari mata ardhika Ulfah ������

    BalasHapus