Tumpah Ruah Rasa Pasca IELTS-skor Rilis

Alhamdulillahi Allahuakbar!
IELTS skor-ku memenuhi syarat daftar perguruan tinggi yang aku idamkan.


Sebelum memulai tulisan ini, aku ingin sedikit bercerita tentang pengalaman surfing di internet, mencari tulisan tentang pengalaman orang-orang mengambil tes IELTS. Beberapa tulisan sukses bikin aku semakin gemeteran karena ditulis oleh mereka yang memang punya background bahasa inggris yang kuat, bahkan beberapa ada yang sempat tinggal di luar negeri untuk waktu yang cukup lama. Oleh karenanya, sebelum semua perjuangan aku ceritakan, aku akan sedikit membahas latar belakangku dalam berbahasa inggris.


Kemampuan bahasa inggrisku adalah sangat standard, ya gak jelek banget, tapi juga gak bagus banget juga. Aku pun hidup di lingkungan yang gak banyak menggunakan bahasa inggris. Palingan pakai bahasa inggris ketika dengerin lagu (sambil nyanyi-nyanyi), atau pol-polnya ya baca jurnal. Hahaha... Kesempatan pakai bahasa inggris secara aktif? Beuh, langka! Kalau untuk memahami tulisan dan obrolan dalam bahasa inggris bisa lah dikit-dikit. Tapi untuk ngomong dalam bahasa inggris, waduh..... Plegak pleguk kalo kata orang jawa sih... Nulis dalam bahasa inggris juga kerja keras banget, berjam-jam nulis hanya untuk dapet satu paragraf. Hahaha... Itu lah gambaran singkat kemampuan bahasa inggrisku.

Hujan air mata di bulan Oktober...
"Tapi.... Kalau tes dan hasilnya di bawah 6,5....", kalimatku terputus dan digantikan dengan air mata yang dleweran di pipiku, sesekali aku senggak-sengguk juga. Harga untuk satu kali tes IELTS adalah 205 dolar yang kalau dikonversi di bulan Oktober 2015 sekitar 2,95 juta rupiah. Hampir 3 juta! Bukan jumlah yang sedikit untukku dan juga keluargaku. Tentu kalau satu kali tes tersebut gagal, ya sudah... Uang 3 juta melayang... Itu yang membuatku nangis sesenggukan malam itu...

"Ya sudah, mau gimana? Kalau diniati mau sekolah dan memang ini jalan yang harus ditempuh, ya sudah... dijalani... bismillah... Ya nanti kamu belajar, gimana caranya biar hasilnya baik...", kalimat yang dengan enteng meluncur dari mulut bapak masih sangat terngiang. Kalimat yang membuatku membulatkan tekad, bismillahi wa nekati daftar tes IELTS!

Waktu persiapan terbilang sangat singkat, karena aku baru tergerak untuk mengambil tes IELTS di akhir bulan Oktober, sementara waktu tes yang kupilih adalah pertengahan bulan Desember. Tidak sampai dua bulan waktuku menyiapkan tes ini. Kenapa harus mepet-mepet? Yakk! Tidak lain tidak bukan adalah karena DEADLINE!!!!! Hahahaha.... Begini nasib jadi tukang deadline~~~ Pendaftaran kampus impian hanya sampai pertengahan Januari, mau gak mau suka gak suka harus dapat hasilnya sebelum deadline pendaftaran kan yaa? (belakangan aku denger kabar kalau hasil IELTS boleh disusulkan sampai sebelum Juni, tapi ya udahlah yaaa). Karena deadline pendaftaran ini lah akhirnya aku nekat-nekatan daftar tes, padahal pengetahuan tentang IELTS pun masih sangat minim.

Kupas-kupas persiapan Ulfah buat IELTS
Tanggal  2 November 2015 secara resmi aku daftar tes via manual (Untuk cara pendaftaran bisa menghubungi test center-nya ya). Di hari itu juga lah persiapan IELTS-ku baru dimulai. Hal pertama yang aku lakukan adalah memahami apa itu IELTS, apa saja bagiannya, setiap bagian terdiri dari berapa bagian kecil lagi, berapa lama waktunya, apa saja yang dinilai, bagaimana penilaiannya, dll. Aku juga membaca tips-tips mengerjakan IELTS secara umum yang ada di website www.ieltsessential.com (examiner-approved IELTS tips). Kemudian aku mempelajari juga jenis-jenis soal yang ada pada masing-masing bagian. Jenis soal seperti apa yang harus kita persiapkan ini banyak dijelaskan dalam e-book, tapi untuk mempermudah merangkum jenis soal aku menggunakan website www.ieltsliz.com. Dari website itu aku list, apa-apa saja yang perlu aku siapkan, baru kemudian aku pelajari lebih lanjut masing-masing jenis soal tersebut melalui e-book. Proses memahami IELTS sampai jenis pertanyaannya ini memakan waktu satu minggu.

Lagi-lagi untuk mempermudah, aku coba membuat jadwal belajar (dimulai dari 9 November) yang kubagi menjadi 1 minggu belajar reading, 2 minggu belajar writing, 1/2 minggu belajar listening, 1/2 minggu belajar speaking (aku berani pasang 1/2 minggu di sini karena aku tahu bahwa di bulan November aku akan punya kesempatan berinteraksi langsung dengan bule-bule, idep-idep belajar listening dan speaking lah ya, hehehe) dan 2 minggu belajar full paket. Yah walaupun jadwal belajar ini sempat kacau satu minggu di pertengahan November dan berakibat dengan bubar-jalannya jadwal berikutnya, tapi setidaknya cukup untuk senantiasa mengingatkanku pada IELTS. Hehehehe... Jadwal belajar ini aku tulis dalam selembar kertas berukuran A-nol dan kutempel di dinding samping kasurku.
Jadwal belajar yang kutempel di dinding kamar, sayangnya realisasinya agak kacau. Hehehe....

Oiya, sebelum aku mulai membuat jadwal ini aku sudah sempat mengerjakan satu paket soal dari buku Cambridge Practice Test for IELTS 1. Sekedar untuk memetakan kemampuan diri, bagian mana yang kira-kira kurang. Walhasil, aku mendapati diriku sangat amat mengalami kesulitan di bagian writing, sehingga aku pasang belajar writing selama dua minggu di jadwal (pada kenyataannya 3 minggu belajar writing dan rasanya masih sangat kurang :" hiks hiks). Oiya lagi! Menentukan target bandscore itu penting juga lho ternyata! Selain memacu semangat belajar juga berguna saat belajar writing dan speaking, karena dua jenis tes itu kan punya deskripsi masing-masing ya di setiap bandscore-nya. Dengan membuat target bandscore ini kita jadi bisa lebih mudah memasang target kualitas seperti apa yang dibutuhkan untuk bandscore tersebut. Perkara hasilnya lebih rendah apa malah lebih tinggi itu urusannya Yang Maha Kuasa lah, ahahaha...

Aku print deskripsi bandscore 6-7 (writing) dan 6-8 (speaking) kemudian kutempel
di lemari baju tepat di samping cermin

Setelah list materi yang perlu dipelajari dan juga jadwal belajar selesai dibuat, aku mulai melakukan eksekusi untuk belajar. Aku menggunakan beberapa e-book untuk belajar yang kesemuanya kudapat dari seorang senior di kampus, namanya Mbak Prima (mmuaach mmuuuaaach buat Mb Prima :*). Untuk reading aku pakai buku karangan Phil Biggerton berjudul "IELTS: The Complete Guide To Academic Reading". Beberapa sumber aku gunakan dalam belajar writing, diantaranya "IELTS Advantage Writing Skills" karangan Richard Brown dan Lewis Richards, "Cambridge Action Plan for IELTS" karangan Vanessa Jakeman dan Clare McDowell, serta beberapa sumber internet seperti www.ieltsliz.com dan www.ielts-simon.com. Khusus untuk writing, banyak membaca IELTS writing samples dengan bandscore minimal sesuai dengan targetmu akan lumayan membantu untuk memperkaya kosa kata dan ide tulisan. Untuk speaking aku menggunakan buku karangan Ebrahim Tahasoni berjudul "Master IELTS Speaking: Course Material and Supplement", tentu aku juga banyak menonton video IELTS speaking test yang banyak bertebaran di youtube. Kekacauan eksekusi jadwal belajar berimbas pada tidak tersentuhnya materi listening sama sekali. 

Sebagian besar proses belajar aku lakukan secara mandiri. Namun, ada beberapa waktu aku butuh teman yang mampu mengevaluasi bahasa inggrisku (terutama untuk writing dan speaking). Aku sempat dua kali belajar speaking bersama teman, sekali bersama Cikun dan sekali yang lain bersama Nita Wakan (aku bahkan sampai nginep di kosan Nita :3 for the first time banget tuh nginep di kosan temen, hahaha). Aku juga sempat meminta Ocid (Rosyid) untuk membaca beberapa hasil tulisan bagian writingku untuk dievaluasi.

Satu minggu terakhir menuju hari tes, intensitas belajarku justru menurun. Hehehe... Sehari-hari hanya kugunakan untuk mengerjakan satu hingga dua paket soal dari buku Cambridge Practice Test for IELTS 9 dan 10. Sehari sebelum tes listening, reading dan writing aku justru sama sekali tidak menyentuh materi IELTS. Tes speaking dilaksanakan di hari yang berbeda dikarenakan examiner-nya berhalangan pada hari tes yang sebenarnya.

Jadwal Tes-nya MAJU!!!
Seminggu menjelang hari-H aku mendapatkan e-mail dari pihak IDP Yogyakarta yang mengabarkan bahwa Andrew, examiner speaking-ku, berhalangan menguji pada tanggal 19 Desember dan tes speaking akan dimajukan satu hari. Tenang... Hal ini tidak melanggar aturan dan memang diperbolehkan. Berdasar e-mail yang dikirim, ada aturan di IDP bahwa tes speaking bisa dilaksanakan dalam rentang waktu seminggu sebelum dan seminggu setelah jadwal untuk tes lainnya. Bersyukur sih sebenarnya, karena membayangkan di hari berikutnya hanya tinggal tiga bagian yang diujikan (tidak perlu antri-antri lama dalam kondisi otak sudah lelah). Tapi panik juga, takut lupa kalau ujiannya dimajukan. Hehehe... Demi mencegah lupa, aku tempel jadwal ujian di pintu kamar supaya orang rumah bisa ikut mengingatkan.
Takut lupa hari tes :p
Kalau ada yang bertanya "kayak apa sih tes speaking IELTS?" aku hanya bisa jawab "kayak video di youtube, plek, bedanya suasana ruangnya gak sekeren di youtube. Hahaha". Aku pernah dengar bahwa ada examiner yang tidak memberikan reaksi apapun terhadap semua jawaban kita, beruntung examinerku bukan salah satunya. Andrew masih muda dan cukup ekspresif. Cukup mampu membuatku merasa ngobrol dengan teman sendiri. Sayang, materi yang diberikan ke aku sama sekali gak kukuasai, bahkan aku belum pernah melihat ada pembahasan tentang materi itu baik di youtube maupun di e-book. Materi tentang waiting dan patience serta sedikit tentang parenting. Ada satu cerita lucu di tes ini. Pada bagian part 2 di mana kita diberi waktu dua menit untuk bicara sendiri, aku dapet tema tentang waiting dan bodohnya aku.... AKU BAPER SODARA SODARA.... Hahaha... Satu-satunya yang terlintas di kepalaku begitu membaca tulisan "waiting" di cue card adalah "waiting for spouse". Karena hanya punya waktu satu menit untuk persiapan, aku gak mungkin memaksakan diri mengganti tema pembicaraan. Dan badala.... Terjadilah dua menit full baper :3

Akhirnya 19 Desember datang juga...
Sebenarnya tidak terlalu banyak yang bisa diceritakan dari hari H tesnya. Sempat membaca beberapa blog yang menuliskan tentang apa yang terjadi di hari H tapi rasa-rasanya tulisan-tulisan itu sedikit berlebihan dalam menggambarkan suasana hari H. Yang aku rasakan, suasana hari H ya tidak jauh berbeda dengan tes-tes pada umumnya. Atau mungkin karena sudah nyicil tes speaking hari sebelumnya ya? Aku kurang tau deh...

Aku sampai lokasi tes jam 7.15 dan hanya ngobrol dengan teman-teman yang bertemu sehari sebelumnya di tes speaking. Beberapa peserta tes lain aku lihat masih membaca-baca materi IELTS. Pilihan mereka sih... Kalau aku, buyar pasti kalau belajar di detik-detik terakhir seperti itu. Pukul 9 kurang sedikit kami diminta pergi ke suatu ruang untuk meninggalkan semua barang bawaan kami KECUALI alat tulis, air minum tanpa label, dan kartu identitas. Berhubung air minumku sudah habis, ya aku masuk tanpa membawa air minum. Aku sempat pergi ke toilet sekali sebelum diminta masuk ke ruangan karena aturan pergi ke toilet di sela pengerjaan tes sedikit ribet, jadi mending ke toilet dulu sebelum mulai tes. Sekitar pukul 9 kami dibariskan di depan ruang ujian untuk kemudian masuk satu per satu ke dalam ruangan. Benar-benar satu per satu lho ini. Masuk satu orang, absen sidik jari, dikasih nomor tempat duduk, baru kemudian orang berikutnya masuk. Lama banget antrinya, hehehe.

Setelah masuk, tes berlangsung selayaknya ujian pada umumnya. Tidak seperti saat belajar, saat ujian yang sebenarnya sedang berlangsung rasanya sedikit lebih spaneng, gak santai. Mungkin ini yang membuat hasil listening dan reading-ku tidak sebagus ketika latihan, but still Alhamdulillah.... Setelah ujian selesai baru terasa pusingnya. Hahaha...

Akhirnya keluar juga hasilnya....
Selepas ujian aku merefresh pikiran sejenak dengan jalan-jalan ke berbagai tempat wisata bersama keluarga. Melepas penat dan merayakan akhir tahun bersama. Hari ini, tepat tanggal 1 Januari 2016, hasil tes IELTS-nya bisa dilihat. Alhamdulillah, melampaui syarat minimal masuk universitas pujaan. Universitas mensyaratkan 6,5 overall, alhamdulillah sedikit di atasnya... All praise to Allah....
Hasil tes yang dilihat dari web
Semoga menjadi awal baik untuk satu tahun yang baik juga. Bismillah 2016! Mohon doanya :)



Banguntapan, 2 Januari 2016
Ardhika Ulfah

31 komentar:

  1. Alhamfulillah. Ikut seneng ulpeh..sukses terus ya..ntr kl aku mo tes ielts aku ty2 km ya..hehe..

    BalasHapus
  2. WOOOOOW AMAZING MBAAAA...Selamaaat yaaa mbaaa... Alhamdulillaaaah :)) bisa jadi cemeti nih buat aku besok ambil test IELTS. Hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah... makasih ya adik sholih bantuannya kemarin :) pastiiii, insyaallah semampuku ya cidoooo :D

      Hapus
  3. WOOOOOW AMAZING MBAAAA...Selamaaat yaaa mbaaa... Alhamdulillaaaah :)) bisa jadi cemeti nih buat aku besok ambil test IELTS. Hehehe.

    BalasHapus
  4. barakallah mba Ulfah, semoga sukses menuju cita-citanya :')
    kapan2 mau dong mba dibagi e-booknyaaa :') pingin ambil IELTS juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin... berkabar aja dev kalo mau e-booknya :)

      Hapus
  5. maaakcee ulfaaah kereen, inspiring! abis ini tunggu aku akan berguru padamu :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. oke, aku ntar gantian berguru ke kamu ya biar cepet dapet jodoh #eh hahahaha

      Hapus
    2. hahahha ngakak baca ini, aamiin aamiin, siap jadi makcomblang :3

      Hapus
  6. Wah, kompleks bgt ya persiapannya. Salut deh,strateginya mateng, selamat ulfah,btw,masuk d univ mana sih?*hehe kepo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, makasih yaa :) besok deh kalo udah berangkat yaa baru cerita-cerita :p

      Hapus
  7. Assalamu'alaikum. Mau dong mbak dibagi ebooknya. Rencananya saya juga mau tes ielts, alhamdulillah syarat di universitas tujuan cuma 6 overall :D
    Kalau berkenan tolong kirim ke emaildadakan.tika@gmail.com
    Jazakillah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam, mohon maaf baru balas. Boleh. Insyaallah besok pagi saya kirim ya

      Hapus
  8. Amazing Dek, 7.5 itu tinggi lho..persiapanmu keren!

    BalasHapus
  9. https://raralocita.blogspot.com/2016/01/tumpah-ruah-rasa-pasca-ielts-skor-rilis.html?showComment=1562217183051#c2567157582482225946 26

    BalasHapus
  10. rajaremi Poker Dengan teknologi terkini, poker kami menawarkan permainan seru dan kemenangan besar dimana konsepnya adalah pemain lawan pemain. Poker Online Seperti game online di handphone, anda bisa bermain dimana saja, kapan saja bahkan hanya dengan satu tangan. Pelajari lebih lanjut atau download aplikasi Poker kami sekarang baik di Android ataupun di iOS, meja yang cepat dan privasi terjamin menanti anda.

    BalasHapus
  11. MODAL TERJANGKAU, HASIL MEMUKAU ! Solusi Tepat Untuk Permainan Kartu Anda
    Dengan Tingkat Kemenangan DI UTAMAKAN ! Hanya di Situs
    Link Alternatif SITUS TOGEL ONLINE yang bisa temanin ke bosanan kalian, karna dari diri kita sendiri yg bisa mencegah penyakit yg lagi heboh itu,semoga kita semua dilindungiNYA.

    BalasHapus